𝐓𝐨𝐠𝐞𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐖𝐞 𝐄𝐥𝐞𝐯𝐚𝐭𝐞 𝐒𝐭𝐫𝐨𝐧𝐠𝐞𝐫

𝘈𝘳𝘪 𝘔. 𝘑𝘪𝘯𝘢𝘩𝘢𝘳
25 𝘑𝘶𝘭𝘺 2024

Adik-adik mahasiswa UT ini memang luar biasa, kekinian, kreatif, dan futuristik. Mereka mengidentifikasi diri dalam gerakan Mahasiswa (HIMA-UT) yang mengusung motto “Nguli OK, Kuliah OK” di bawah naungan POKJAR Riyadh, Arab Saudi. Kelompok studi kritis dan pegiat pendidikan ini terus mengedukasi dan mengajak teman-teman PMI untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatkan kapasitas individu. Dengan demikian, para-PMI dapat menjadi lebih kuat dan mampu bersaing di pasar kerja Arab Saudi yang terus berubah dan menuntut kualifikasi ekstra dan berkualitas.

Pada hari Jumat malam, tanggal 26 Juli 2024, HIMA-UT berpartisipasi dalam event seminar dan bazar yang diselenggarakan oleh DPPLN GARDA-BMI Riyadh. Acara yang mengangkat tema “Pelindungan PMI: Problematika dan Solusinya”. Seminar dihadiri oleh pejabat teras KBRI, termasuk Dr. Erianto Nazarlis, SH.MA. (Atase Hukum) dan Dr. Suseno Hadi (Atase Tenaga Kerja), Mahendra, MA. (Koordinator Pelindungan Warga), dan Syarif (PF Politik III).

Tema pelindungan PMI sangat relevan dengan semangat yang dibawa oleh HIMA-UT. Menurut Ketua Umum Pusat Garda BMI, tiga pilar pelindungan adalah edukasi, advokasi, dan pemberdayaan. Ketiga unsur pelindungan ini merupakan inti kegiatan HIMA-UT selama ini. Edukasi dilakukan dalam arti luas, tidak hanya dalam bentuk pendidikan formal dengan sistem Kredit Semester (SKS), tetapi juga mencakup soft skills dan life skills melalui seminar formal, forum diskusi webinar online, dan pertemuan informal di taman-taman terbuka.

Para pekerja migran yang menjadi mahasiswa ini mungkin terlahir sebagai anak kuli, tetapi mereka sangat menyadari tantangan zaman dan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup. “Barang siapa yang menginginkan dunia, maka hendaklah ia dengan ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah ia dengan ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah ia dengan ilmu”. Kutipan hadith ini meskipun lemah secara sanad (doif), tetapi memiliki kandungan moral yang baik dan sangat relevan di tengah upaya mengakselerasi SDM Indonesia yang berkemajuan.

Keterbatasan waktu dan dalam kondisi yang terikat dengan pekerjaan pokok benar-benar membutuhkan tingkat kesabaran ekstra dalam mengelola waktu dan emosi antara pekerjaan dan pendidikan. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pekerja migran, apalagi bagi pekerja domestik yang tidak memiliki waktu longgar untuk berkegiatan dalam komunitas-komunitas yang ada. Meskipun demikian, banyak sekali PMI yang sebisa mungkin tetap meluangkan waktu untuk olah pikir dalam diskusi-diskusi secara daring di tengah kesibukan dan keterikatan dengan majikan.

Keberhasilan HIMA-UT dalam menggalang semangat belajar di kalangan PMI juga didukung oleh berbagai inisiatif kolaboratif dengan organisasi lain. Salah satunya adalah program sharing pengetahuan dan pengalaman yang melibatkan Federasi Paguyuban Seluruh Arab Saudi (Overseas Indonesian Network – OIN) dan Jalinan Persaudaraan Indonesia (JAPRI-Riyadh). Program ini tidak hanya membantu mahasiswa dalam mengatasi kesulitan akademis, tetapi juga membuka wawasan mereka terhadap peluang karir yang lebih luas. Selain itu, HIMA-UT juga merencanakan berbagai kegiatan sosial seperti bakti sosial dan kampanye kesehatan, yang tidak hanya bermanfaat bagi anggotanya, tetapi juga bagi komunitas PMI secara keseluruhan. Dengan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, HIMA-UT terus berkomitmen untuk memberdayakan PMI melalui pendidikan dan peningkatan kapasitas diri.

Dengan semangat “Nguli OK, Kuliah OK,” HIMA-UT Riyadh membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih pendidikan dan pengembangan diri. Melalui berbagai program dan kegiatan yang inspiratif, HIMA-UT terus mendorong PMI untuk bermimpi lebih tinggi dan bekerja lebih keras. Komitmen mereka untuk memberikan edukasi, advokasi, dan pemberdayaan menunjukkan bahwa bersama-sama, kita bisa mengatasi tantangan dan meraih masa depan yang lebih cerah. Semoga semangat dan dedikasi yang ditunjukkan oleh HIMA-UT dapat menjadi teladan bagi komunitas lain, baik di dalam maupun di luar negeri, untuk terus berjuang demi pendidikan dan peningkatan kualitas hidup.

Leave a Reply

Back To Top