Ari M. Jinahar
24 Agustus 2024
Semalam, Tagline “Nusantara Baru, Indonesia maju” berhasil menghipnotis WNI/PMI di KBRI Riyadh Arab Saudi. Sekitar 6000 an pengunjung tumpah ruah membludaki area KBRI hingga pukul 23.30 pm. Jingkrak jungkrik penonton dengan iringanย Band-band lokal PMI dan artis nasional membuat terhanyut dalam suasana kemeriahan Pesta Nusantara Baru. Aku pun jua terhanyut ketika lagu Dewa 19 dilantunkan.
Namun, kini pesta telah usai. Kita kembali ke rumah dan pekerjaan masing-masing. “Nusantara Baru” akan terus diuji oleh kewarasan publik. Jangan sampai ini hanya menjadi fatamorgana yang tidak berarti apa-apa selain hiburan semata. Apakah Nusantara Baru akan menjadi epicentrum pemerataan di seluruh Nusantara? Biarlah sejarah yang mengadili kebijakan ini. Meski demikian, kita juga tidak bisa terlalu berharap pada sejarah, karena seringkali sejarah dimanipulasi oleh selera penguasa lima tahunan.
Banyak analogi sederhana digunakan untuk menjelaskan konsep Nusantara Baru, tetapi sudahlah; paling tidak, tetapi mari kita tinggalkan itu. Setidaknya Presiden Jokowi telah memberikan proporsinya sebagai pemimpin selama 10 tahun terakhir ini. Performa leadershipnya telah dikupas dan di-urai tuntas oleh publik yang dapat akses bebas di beragam media kredible seperti Kompas dan TEMPO.
Dah segitu aja, Kita harus yakin Indonesia Emas pada tahun 2045 terwujud nyata, bukan hanya dalam angka. Saya tidak mau memakai Indikator manapun. Saya hanya ingin melihat bahwa tahun 2045 tidak ada lagi pengiriman pekerja migran atau paling tidak berkurang, karena bekerja di negeri sendiri lebih menarik daripada harus menjadi migran. Sebagai negara maju, mengapa kita harus terus-menerus mengirim pekerja migran?
Sekali merdeka tetap merdeka. Nusantara Baru, Indonesia Maju ๐ช๐ช